1.27.2009

Loyalitas


beberapa hari yang lalu, dunia sepakbola diwarnai sebuah drama transfer yang melibatkan Kaka dan Manchester City. Kaka yang merupakan ikon AC Milan sedianya akan ditransfer oleh Manchester City dengan kontrak 1,75 triliun rupiah dan didaulat menjadi pemain termahal dunia menggeser Zinedine Zidane. setelah melalui tarik ulur negosiasi dan sempat mendapat demo luar biasa dari Milanisti, akhirnya transfer tersebut gagal.

sejenak mari kita lupakan besarnya nilai kontrak yang ditawarkan pihak Manchester City dan jumlah gaji per pekan yang akan diterima Kaka. setelah diakuisisi Sheikh Mansour bin Zayed al Nahyan (pengusaha asal Timur Tengah), Manchester City menjelma menjadi sebuah klub yang tidak pernah kering cadangan dananya dan berambisi mengumpulkan pemain terbaik layaknya Chelsea dan Real Madrid. dan dengan kekuatan finansialnya, sang pemilik ingin mendapatkan berbagai gelar dengan jalan instan. cara realistis yang ditempuh adalah membajak pemain berkualitas dan seorang pelatih jempolan.

sementara, Kaka adalah pemain yang dibesarkan dalam kondisi keluarga yang bahagia dan berada di kalangan menengah untuk ukuran kehidupan Brazil. faktor inilah pada akhirnya mempengaruhi Kaka untuk tetap tinggal di Milan. uang tidak membuatnya tergiur untuk berganti kostum. selain itu suami dari Caroline Celico ini menganggap AC Milan lah yang mengorbitkannya menjadi pemain yang sukses di dalam tim dengan berbagai raihan piala dan sukses sebagai individu, tentunya dengan gelar pemain terbaik itu sendiri. faktor kedekatan dan kekeluargaan di kalangan pemain AC Milan juga turut menjadi kunci atas gagalnya transfer tersebut. hal-hal itulah yang tidak didapatkan Kaka di Manchester City.

Loyalitas ...
itulah sepenggal kata yang akan menjadi penguji ketika kita dihadapkan pada secarik kontrak besar dan iming-iming gaji yang melebihi apa yang kita terima di klub kita sekarang. di dunia sepakbola profesional seperti sekarang, apapun bisa terjadi pada semua pemain termasuk pemain yang telah menjadi ikon klub atau pemain dengan label tidak dijual. hal yang pernah terjadi pada Andriy Shevchenko pada beberapa tahun silam. seketika Sheva mendapat cap pengkhianat dari Milanisti saat dia membubuhkan tanda tangan pada kontrak yang disodorkan Chelsea. dukungan dari supporter dianggapnya belum cukup untuk menahannya pergi.

Kaka adalah pengecualian. kecintaannya pada klub, pemain dan Milanisti terbukti ampuh untuk menolak proposal dari Manchester City. sebuah fenomena yang sangat jarang ditemui di era industri sepakbola modern saat ini. keputusan tersebut menuai pujian dari berbagai kalangan dan sikapnya dianggap menyelamatkan sepakbola dimana loyalitas itu sendiri tidak ternilai harganya.



No comments: