3.09.2009

Legenda Arema Galatama

dalam lanjutan kompetisi Indonesia Super League (ISL) yang mempertemukan Arema Malang dan Persiwa Wamena tadi malam, Arema meraih kemenangan pertamanya di putaran kedua ini. Arema unggul dua gol yang diborong strikernya asal Chile, Patricio Morales.

selain tidak bermainnya 4 pilar Persiwa Wamena (Pieter Rumaropen, Ridouane Barkouwi, Yesayas Desnam, Asmar Abu) dan dimainkannya 3 pemain asing baru Arema (Roman Chmelo, Fortune Udo, Buston Browne), rasanya ada satu faktor lagi yang mampu membuat pertandingan semalam terasa beda. benar! kehadiran Lucky Acub Zainal bersama para legenda Arema Galatama benar-benar mampu menginjeksi semangat para pemain Arema dan Aremania yang sempat down selepas kekalahan telak dari Persipura Jayapura. Singgih Pitono, Joko Susilo, Imam Hambali, Mahmudiana, Jonathan, Johanes Geohera, M. Andik, Panus Korwa, Dominggus Nowenik, Yanuar Hermansyah bersama rekan yang lain satu per satu dipanggil announcer sebelum pertandingan dimulai. tercatat 20 pemain hadir dan menyaksikan Arema bermain dari tribun VIP. terlihat hanya Aji Santoso dan Mecky Tata yang tidak hadir karena mempersiapkan tim Persik Kediri menghadapi Persipura Jayapura nanti malam.

kehadiran para legenda Arema Galatama mengingatkan kembali pada kenangan kejayaan Arema pada era Galatama. di masa cikal bakal kompetisi sepakbola profesional ini, Arema terbukti superior atas klub klub yang didanai oleh perusahaan besar seperti Kramayudha Tiga Berlian, Barito Putra, Asyabaab Salim Group Surabaya. meskipun dengan dukungan dana yang relatif kecil tetapi profesionalitas pemain kala itu patut mendapat acungan jempol. gaji kecil dan sering telat dalam pembayaran, mereka bayar dengan penampilan total di lapangan layaknya penampilan pemain yang gajinya dibayar tepat waktu. jangan heran kalo Aremania sekarang sering menuntut para pemain Arema bertarung di lapangan layaknya singa seperti yang ditunjukkan pemain Arema Galatama. permainan cepat dan keras menjadi ciri khas saat itu.

mengingat jasa pemain mengantarkan Arema meraih titel terbaik kompetisi Galatama, alangkah baiknya bila mereka diberdayakan sebagai talent scout atau pelatih di berbagai jenjang umur akademi Arema. beberapa mantan pemain udah dipercaya memoles singa-singa muda, seperti Joko Susilo, Setyo Budiarto dan Yanuar Hermansyah (akademi Arema).ilmu, kemampuan serta pengalaman mereka pasti berguna dalam membentuk pemain terutama bagi pemain belia. kondisi tersebut udah lazim dan bukan sesuatu yang baru di Eropa. pemain yang telah pensiun dan menghabiskan waktunya membela klub berikut menyumbangkan piala dari berbagai kejuaraan, kemudian diberi kekuasaan untuk melatih pemain muda binaan klub itu sendiri. AC Milan salah satu contohnya, Giovanni Stroppa dipercaya melatih AC Milan under 14 dan Alberigo Evani kebagian memoles talenta AC Milan Primavera. penunjukan mereka menjadi pelatih bukan tanpa alasan. selain faktor kedekatan emosional, mereka berdua juga dianggap mempunyai visi dan misi yang sama dalam pembentukan pemain belia yang diharapkan menjadi suksesor bagi AC Milan berikutnya. ekspektasi seperti itulah yang diharapkan terwujud pada singa muda yang tergabung di akademi Arema.



3.07.2009

gangguan penglihatan dari tepi jalan

di daerah manakah yang menjadi bagian dari wilayah Indonesia yang tepi jalannya tidak dihiasi satu pun poster caleg?

mendekati pemilihan legislatif yang tidak kurang sebulan lagi akan digelar, para calon legislatif kian giat menebar nomor dan gmabar dirinya dengan harapan masyarakat akan mengingat dan mencontrengnya. dengan mengandalkan jasa percetakan, wajah yang biasa pun bisa disulap menjadi wajah yang berkharisma dan layak tampil di tepi jalan. yang membuat miris adalah orang orang jasa percetakan yang membabi buta saat memasang poster dan spanduk para caleg. tanpa memperdulikan tata ruang dan keindahan kota serta pemahaman akan lingkungan sekitar, mereka dengan seenaknya memampang poster di tepi jalan dan memakunya pada badan pohon. apa pun alasannya, tetap bukan solusi yang tepat. alangkah efektifnya bila dana kampanye para caleg tersebut diwujudkan dalam wadah membuka lapangan kerja ato memfasilitasi kepentingan masyarakat. karna masyarakat sekarang memiliki kecenderungan memilih caleg yang bisa mengambil hati masyarakat, salah satunya dengan memberikan dukungan pada usaha masyarakat yang bersifat masif.

tapi sayangnya tidak semua caleg bisa membaca gejala tersebut.



3.05.2009

Slumdog Millionaire


Mumbai yang lengkap dengan kompleksitas kehidupan sosialnya menjadi setting di film yang saya tonton tadi malem. Slumdog Millionaire. demikian judul film yang juga merajai penghargaan piala Oscar 2009 kemaren. Kodak Theatre, California menjadi saksi atas kejayaan film ini saat meraih 8 piala Oscar menyingkirkan kandidat ternama lainnya yang lebih dijagokan.


8 kategori yang sukses diraih adalah kategori gambar terbaik, sutradara terbaik (Danny Boyle), sinematografi, sound mixing, editing, lagu terbaik (Jai Ho), adapted screenplay, dan original musical score. kemenangan ini mengukuhkan keunggulan Bollywood atas Hollywood dan menjadi kemenangan rakyat India.

film ini mengangkat jalan cerita seorang pemuda miskin, Jamal Malik, yang berubah garis nasibnya menjadi seorang kaya raya setelah memenangi kuis Who Wants To Be Millionaire. satu per satu soal yang ditanyakan oleh pembawa acara dijawab dengan mengandalkan ingatan kejadian masa lalunya yang pahit. penggambaran kehidupan sosial di Mumbai, India, begitu jujur dan apa adanya. film yang menggunakan bahasa Hindi dan Inggris ini begitu dijiwai oleh masing-masing tokohnya karena mayoritas pemerannya berasal dari perkampungan kumuh di tengah kota Mumbai. tidak heran ketika Slumdog Millionaire mereguk sukses, ayah dari Azharudin Mohammed Ismail (pemeran Salim kecil) meminta sejumlah nominal kepada Danny Boyle karena menganggap kesuksesan Slumdog Millionaire tidak sebanding dengan bayaran yang diterima oleh anaknya.


diluar peristiwa tersebut, Slumdog Millionaire memang layak untuk mendominasi ajang Oscar 2009 ini. paling ngga India telah mampu membuktikan bahwa negara multi etnik bisa menghasilkan film bermutu.



3.01.2009

sejarah baru

partai lanjutan Indonesia Super League (ISL) semalam yang digelar di Stadion Kanjuruhan, mempertemukan tuan rumah Arema Malang dan Persipura Jayapura. sebuah pertandingan yang akan diingat oleh Aremania yang hadir karena sejarah baru telah tercipta dengan kekalahan telak pertama di kandang dan di ajang ISL. berondongan 5 gol dari 3 striker Mutiara Hitam (Alberto Goncalvez, Ernest Jeremiah, Boaz Solossa) benar-benar membungkam mulut puluhan ribu Aremania yang mendambakan kemenangan pertama di putaran kedua ISL ini.

cuaca cerah merupakan pertanda baik bagi Persipura Jayapura yang kental dengan kolektivitas dan permainan bola pendek. tim yang berasal dari ujung timur Indonesia ini pun lengkap memasang tim intinya. sementara Arema sendiri kehilangan 3 pemain intinya yang terkena hukuman akibat akumulasi kartu dan tidak bisa memasang 3 pemain asing yang baru direkrut. hal inilah yang menyebabkan Gusnul Yakin tidak memiliki pilihan lain dalam menyusun skuad.

bisa ditebak kemudian, Persipura mampu membaca taktik Arema yang mengandalkan serangan dari sayap dan akhirnya mendominasi pertandingan. trio defender Bio Paulin, Jack Komboy dan Victor Igbonefo relatif tidak mendapatkan ujian berarti dari barisan depan Arema yang diisi oleh duet Patricio Morales dan Ranu Tri Sasongko. kecepatan ketiga striker dari skema serangan balik menjadi penentu Persipura mengungguli Arema.

bila kita melihat tim-tim yang berada di papan atas ISL sekarang seperti Persipura, Sriwijaya, Persija, Persib dan Persijap, maka kita akan melihat sebuah skuad yang mapan dengan ditunjang pola permainan yang khas. pada masing-masing tim tersebut kita bisa melihat pemain yang menjadi poros di tiap lini. contoh paling baru adalah Persipura, tim yang baru saja mengukir kemenangan atas Arema tadi malam. Persipura meskipun berganti pelatih mulai Ivan Kolev, Raja Isa hingga Jacksen F Tiago, tetap tidak mengubah pakem permainan. skema 3-5-2, 3-4-3, 4-4-2 maupun 4-3-3 mampu dijalankan hampir sempurna, begitu pula transisi permainan defensif ke ofensif diterjemahkan nyaris tanpa cacat. fisik yang kuat juga ikut menjadi jaminan terciptanya orkestra permainan di lapangan.

apabila kita kupas kekuatan Persipura di masing-masing lini sebagai berikut :

di bawah mistar berdiri Jendri Pitoy, sosok kiper yang kenyang pengalaman bermain di liga Indonesia bersama Persma Manado dan Persikota Tangerang. Jendri mengawal gawang Persipura terhitung mulai musim 2005.

kemudian di lini belakang berdiri 3 sosok tangguh yang sudah lebih dari 2 musim bersama mengawal pertahanan Persipura. Bio Paulin, Victor Igbonefo dan Jack Komboy begitu fleksibel dengan pola 3 bek maupun pola modern dengan 4 bek sejajarnya bersama Ricardo Salampessy.

Eduard Ivakdalam menjadi tokoh sentral pada jantung permainan tim. senioritas, kelebihan skill dan tingginya jam terbang membuatnya tidak tergeser dari posisi playmaker meskipun usianya tidak muda lagi.

perpaduan trio Indonesia, Brazil dan Nigeria mampu menghadirkan mimpi buruk bagi lini belakang sekaligus kiper lawan. Boaz selepas sembuh dari cedera mampu menunjukkan bahwa dia lah salah satu striker terbaik Indonesia. kehadirannya melengkapi gabungan skill tinggi dan kecepatan yang dimiliki Beto dan Ernest Jeremiah.

pemain yang menjadi poros di tiap lini itulah yang tidak dimiliki Arema sekarang. pemain yang sanggup menjalankan fungsinya di tiap posisi yang ditempati. Arema pernah berjaya di tangan Benny Dollo dimana hanya dibutuhkan 1 tahun untuk berada di divisi 1 untuk kemudian naik di jajaran elit liga Indonesia dan menjadi klub yang disegani. Benny mampu membuat sebuah masterpiece skema permainan dengan ditunjang pemain pilihannya yang sanggup menerjemahkan taktik di lapangan. ironisnya, setelah mengantar Arema menjadi juara divisi 1 dan 2 kali juara Copa Indonesia, Benny hengkang dari Arema yang secara langsung maupun tidak langsung diikuti oleh pemain kunci Arema. cuci gudang pemain di 2 musim ini turut menjadi pertanyaan, apa yang melatar belakangi manajemen menerapkan sebuah keputusan seperti itu?

musim ini mungkin menjadi musim paling mahal dibandingkan dengan musim sebelumnya. pergantian pelatih dan pemain hingga pertengahan musim ditambah dengan aneka denda yang diakibatkan ulah pemain dan Aremania mutlak menambah ongkos tersendiri dalam perjalanan Superliga tahun ini.

salah satu kebijakan manajemen yang ingin mengorbitkan pemain yang berasal dari akademi Arema adalah sebuah langkah maju dari sebuah klub yang ingin berinvestasi untuk perkembangan klub di masa mendatang. tapi tentunya pemain tersebut membutuhkan tempaan yang keras dalam suasana kompetisi tertinggi di Indonesia tersebut. menurunkan pemain berusia belia pada Superliga adalah sebuah perjudian sekaligus pembelajaran. Gusnul Yakin pun harus siap untuk kembali gagal untuk keempat kalinya dalam menangani Arema. tidak mudah memang untuk mengulang prestasi yang pernah diukir di musim pertama kali dalam memoles sebuah tim. pelatih sekelas Fabio Capello dan Louis Van Gaal pun pernah tidak menghadirkan satu pun trofi di kesempatan kedua menangani AC Milan dan Barcelona. meskipun fakta tersebut bukanlah pembenaran atas apa yang terjadi pada Arema sekarang.