7.19.2008

from Ronie to Ronnie



setelah menjalani negosiasi panjang, akhirnya AC Milan resmi mendapatkan target lamanya. Ronaldinho!! satu nama yang menjadi garansi akan sepakbola indah yang dihiasi dengan skill menawan. Dinho lebih memilih Milan yang menghargai jauh lebih murah dibanding Manchester City yang berani membayar 38 juta Euro. keputusan tersebut sangat tepat mengingat Dinho tidak perlu butuh waktu lama untuk beradaptasi karena Milan dihuni 5 pemain Brazil (Dida, Digao, Kaka, Emerson, Pato) dan Milan juga mempunyai hubungan emosional yang kuat dengan Brazil. sudah bisa ditebak kalo aroma Samba bakal semakin terasa dengan kedatangan Dinho.

kedatangan sang superstar disambut hangat oleh Milanisti di San Siro. tak kurang 40.000 fans hadir pada sesi perkenalan sang bintang dan Milan pun terkesan tidak mau setengah-setengah dalam menyambut hadirnya bintang baru dengan menghadirkan atraksi capoeira serta tidak ketinggalan barisan penari layaknya karnaval tahunan di Brazil. suasana heboh tersebut tidak hanya tertangkap di dalam stadion tetapi juga di dunia maya. menurut Nielsen Netratings, jumlah kunjungan ke website resmi AC Milan mengalami kenaikan 10 kali lipat!! terbukti memang kalo mulusnya transfer Dinho ke Milan berimbas juga pada antusias para Milanisti di seluruh belahan dunia untuk menjadi yang pertama kali tahu perkembangan apa yang terjadi. hal yang sama juga terjadi pada pemesanan tiket terusan yang terus meningkat tiap hari.





Carlo Ancelotti pun mempunyai banyak variasi pola permainan seiring bergabungnya Dinho di skuad Rossoneri. 4-4-2 ato 4-5-1 dapat dijalankan dengan leluasa dan yang jelas kolaborasinya di lini depan bersama Kaka dan Pato kembali menghadirkan julukan KaPaRo seri II :) setelah Ronaldo tidak lagi diperpanjang kontraknya dan kembali memperkuat Flamengo, Ronaldinho adalah jawaban yang tepat atas lowongnya partner Pato di depan.

musim ini Milan cukup mendapat amunisi berbobot. selain Dinho, datang juga Christian Abbiati, Luca Antonini, Mathieu Flamini, Gianluca Zambrotta dan Marco Borriello. pantas saja banyak kalangan menjagokan Milan akan merengkuh scudetto mengingat mereka tidak tampil di ajang Liga Champions. sementara para pesaing berat diantaranya Inter Milan, Juventus dan AS Roma harus menjalani liga paling prestisius di Benua Biru tersebut. patut ditunggu kinerja semua elemen tim di Serie A dan Piala UEFA.

AC Milan musim 2008 / 2009

Kiper : Zeljko Kalac :

Bek Tengah : Alessandro Nesta - Kakha Kaladze

Bek Kanan : Massimo Oddo

Bek Kiri : Gianluca Zambrotta

Gelandang Bertahan : Andrea Pirlo

Gelandang Kanan : Gennaro Gattuso

Gelandang Kiri : Mathieu Flamini

Gelandang Serang : Kaka - Ronaldinho

Striker : Pato / Marco Borriello

7.18.2008

Si Bengal dan Tukang Sihir


sampai saat ini belum ada striker impor Arema yang bisa menyamai performa dan totalitasnya di lapangan. yupz!! Rodriguez "Pacho" Rubio ... striker berkebangsaan Chili ini begitu cepat beradaptasi dengan sepakbola Indonesia dan tidak butuh waktu lama baginya untuk menyatu dalam permainan khas Arema karena baginya karakter orang Malang dan Arema hampir mirip dengan karakter orang Chili kebanyakan.

tipikal striker yang cerdik, skillful, pemilik tendangan keras terarah, dingin di kotak penalti tetapi meledak-ledak saat lawan mengasari dan wasit tidak mengambil keputusan apa-apa. tidak salah kalo kemudian Aremania menjadikannya pujaan sekaligus icon bagi Arema. sampai sekarang pun, mayoritas Aremania masi mendambakan kehadirannya kembali di Malang, kalo pun tidak, mereka mengharapkan striker Arema mempunyai jiwa singa seperti apa yang Pacho tunjukkan.

sayang Pacho tidak lama di Malang. PSSI memberikan cap striker bengal dan kerap membikin ulah di lapangan sekaligus melarang dia tampil di Indonesia karena dikhawatirkan akan membawa citra buruk bagi persepakbolaan Indonesia. tetapi hal itu tidak menyurutkan publik Malang yang sudah terlanjur memujanya. Pacho adalah jaminan ancaman bagi gawang lawan bersama sang pelayan, Rodrigo Araya.



Tukang Sihir ... julukan itulah yang disematkan pada diri pria Brazil satu ini. Joao Carlos atau yang akrab dipanggil Jo, merupakan sosok gelandang yang memadukan jogo bonito dan kemenangan. filosofi sepak bola yang kental dianut di negara kelahirannya. passing terukur, visi permainan yang tajam, pandai merancang pola serangan dan diakhiri dengan through pass tajam adalah sebagian nilai plus yang ada pada adik kandung Carlos de Melo, mantan gelandang Petrokimia Gresik.

salah satu hal yang membuat saya kagum dan menjadikannya sebagai inspirator adalah kelihaiannya memberikan passing tanpa melihat (no look pass) kepada temannya. skill yang mampu membuat lawan terkecoh karena sering lawan lebih memperhatikan gerak tubuh dan arah pandangan matanya.

sangat wajar kalo Benny Dollo (Bendol) langsung merekomendasikan namanya ke manajemen Arema untuk segera mengontrak Jo. satu kebiasaan Bendol yang sangat jarang ditemui pada saat menilai pemain seleksi Arema saat itu. Bendol begitu terpikat skill dan visi permainannya, yang tidak dia temui pada pemain seleksi sebelumnya. Jo pun langsung menjadi sosok yang diagungkan di Malang dan langsung dibayar lunas dengan mengantarkan Arema juara divisi I dan 2 kali Copa Dji Sam Soe. torehan prestasi tersebut ternyata tidak menjadi pertimbangan Miroslav Janu (pelatih Arema setelah Bendol) untuk mempertahankannya. Janu mencoret Joao di awal putaran kedua Liga Indonesia 2007. Aremania pun berang dan menganggap Janu sebagai orang yang akan menghancurkan Arema. reaksi itulah yang membuat Jo tidak bisa melupakan Arema dan bertekad tidak akan membela Persebaya yang notabene merupakan musuh abadi Arema. baginya itu adalah pengkhianatan. pada pre season Liga Djarum Indonesia 2008, Arema melakukan sparring partner melawan Persisam Samarinda, klub Jo sekarang. sayang sekali Jo tidak dalam kondisi fit dan memilih tidak bermain. mungkin inilah sikap seorang ksatria yang memilih tidak bermain melawan klub yang membesarkannya dan ini bernilai setingkat diatas profesionalisme.




7.10.2008

Launching Arema Superliga 2008 - 2009


kemaren malam bertempat di Bougenville Room Taman Rekreasi Sengkaling, Malang, tim Arema Superliga 2008 - 2009 resmi dirilis. dengan beranggotakan mayoritas pemain muda, Bambang Nurdiansyah (Banur) mematok target berada di papan atas meskipun banyak pihak yang meragukannya. mayoritas skuad Arema kali ini adalah para pemain muda yang belum kenyang pengalaman tetapi pernah menjadi anak buah Banur saat menangani timnas U-23.

acara peluncuran tim Arema sendiri dikemas secara singkat dan padat, jauh dari kesan glamour seperti peluncuran tim superliga lainnya. hanya penandatanganan MOU antara pihak Arema dengan pemegang lisensi PUMA di Indonesia serta pemotongan tumpeng yang diserahkan pada perwakilan Aremania, pemain dan pelatih. ketiga elemen itulah yang selama ini berhubungan secara langsung maupun tidak langsung membangun Arema menuju level tertinggi di persepakbolaan Indonesia. dan yang selama ini telah ditunggu oleh Aremania adalah peluncuran kostum terbaru Arema. dengan desain minimalis, kostum home Arema berwarna biru tua dengan variasi biru muda yang mengingatkan kita akan salah satu warna produk Bentoel. sedangkan untuk away, Arema memakai biru dan silver.

menilik dari warna kostum home Arema, disini "kebengalan" atau mungkin kata yang lebih tepat untuk menggambarkan, kecerdikan PT. Bentoel sebagai pemilik sekaligus penyandang dana Arema, merepresentasikan diri. setelah tidak adanya pihak lain yang mau bergabung menjadi sponsor, mau tidak mau PT. Bentoel bisa bebas mengeksplorasi setiap inci di tiap kostum pemain yang sebenarnya bisa menjadi sarana berpromosi dari sponsor. selain perubahan revolusioner pada warna dari kostum itu sendiri, PT. Bentoel kembali memasang alamat website resmi Arema (www.bentoel-arema.com) di bagian dada kostum setiap pemain, yang dibandrol 5 miliar rupiah dan menjadi hak sponsor memasang produknya.

Arema sendiri telah berumur 21 tahun, usia yang bisa diwakili dengan sosok yang mulai berubah dari sisi penampilan dan pemikiran. satu hal yang terlintas adalah apakah ada satu terobosan dari pihak manajemen ato Aremania yang menginginkan perubahan logo dari Arema. mengingat dari pertama kali Arema terjun di liga Indonesia yang dulu bernama Galatama sampai ke Superliga, logo itu tetap dan tidak berganti layaknya bursa transfer pemain dan pelatih.

Sebelum



kesan angker dan garang langsung tertangkap mata begitu melihat logo diatas. dan kegelisahan yang sama ditangkap oleh seorang Aremania Dinoyo, Tonny Arnanda yang kini berdomisili di Jakarta. beliau membenahi logo Singo Edan seiring perkembangan jaman dan tentunya semakin sangar.

Sesudah



saya merasa perubahan logo itu sendiri bagian dari dinamika dari suatu klub ataupun perusahaan dan itu bukanlah sesuatu yang perlu diperdebatkan. klub-klub besar Eropa seperti Barcelona, Real Madrid, AC Milan pun tidak mengharamkan perubahan logo. modifikasi ato perubahan logo turut menjadi bagian dari sejarah klub. justru dari situlah yang memacu dan memancing lakunya merchandise di pasaran. semoga ini menjadi bahan renungan Aremania dan pihak manajemen.

credits to :
* ongisnade.net (atas belum ijinnya pemasangan foto launching Arema hehehe ...)
* Tonny Arnanda >> arnandafan [at] yahoo dot com (mboiz lop logone!!)
* menteridesainindonesia.blogspot.com (belum ijin juga masang logonya ... maap ...)

7.06.2008

Test IQ

pas ga ada kerjaan, iseng iseng Test IQ ... ada sekitar 40 soal, gabungan dari soal logika, matematika dan yang ga ketinggalan soal tentang mix n match :D mungkin temen temen dari psikologi lebih ngerti tentang kategorisasi soal soal untuk mengetahui seberapa tinggi IQ kita ato yang lebih sering disebut psiko tes.

setelah kejawab semua soal (pasang tampang serius plus mikir jg) ... akhirnya tickle merilis angka 120 as my grade IQ ... lumayannnnn ....