11.27.2008

two thumbs up, Persibo!

setelah melakoni pertandingan second leg di Madiun kemaren, Arema Malang resmi tersingkir dari Copa Indonesia 2008 setelah dikalahkan Persibo Bojonegoro dengan skor agregat 3 - 4. hasil yang cukup membuat pihak PT. Arema Indonesia selaku pemilik klub Arema Malang menjadi murka. jika dilihat dari kasta, Arema berada satu level di atas Persibo karena Persibo berasal dari Divisi Utama. tetapi hasil pertandingan tidak ditentukan oleh nama besar atau kasta. justru kolektivitas dan kedisiplinan Persibo yang menjadi kunci untuk menghentikan langkah Arema menuju babak 24 besar.

banyak pihak yang kecewa dengan hasil ini, terutama Aremania yang ingin mengulang kesuksesan di 2 tahun awal penyelenggaraan even berhadiah 2 milyar rupiah tersebut. beragam reaksi turut mewakili kekecewaan mereka, mulai dari mengumpat, pesimis akan masa depan Arema hingga dengan dewasa mengakui keunggulan Persibo.

pihak manajemen pastinya telah berkoordinasi dengan pelatih akan mengevaluasi kegagalan tersebut dan berusaha menemukan jalan keluar. bahkan pihak manajemen yang diwakili oleh direktur PT. Arema Indonesia, Satria Budi Wibawa, telah mengeluarkan pernyataan agar seluruh pemain Arema membuat pernyataan tertulis tentang kesetiaan kepada Arema. mengingat permainan yang ditampilkan di Madiun kemaren jauh dari ciri khas Singo Edan. apabila ada pemain yang tidak membuat pernyataan tersebut maka bisa ditebak vonis dicoret dari skuad Singo Edan adalah jawabannya.

dari hasil Copa Indonesia 2008, Gusnul Yakin selaku pelatih bukanlah single person yang mutlak disalahkan. karena Gusnul sendiri menukangi Arema di pertengahan musim menggantikan Bambang Nurdiansyah. dan ketika memasuki transfer window kedua, Gusnul dihadapkan pada kenyataan pemain incarannya sulit digapai karena pihak klubnya masing masing memasang bandrol tinggi, maka mau tidak mau Gusnul harus memulai lagi dari awal membentuk kolektivitas di tubuh Singo Edan yang mayoritas dihuni mantan pemain timnas U-23 tersebut.

Arema adalah salah satu dari sedikit peserta Indonesia Super League (ISL) yang didanai pihak swasta. jaminan pembayaran gaji tepat waktu dan beragam fasilitas nomor satu lainnya adalah ciri dari klub yang diakuisisi PT. Bentoel ini. tetapi kenyataannya adalah sebaliknya, pemain tampil tanpa motivasi dan cenderung meremehkan lawan. hal yang tidak terjadi di klub lain, dimana dijumpai para pemainnya telat menerima gaji diatas satu bulan. sebuah pemandangan yang tidak masuk akal menurut kacamata orang awam. adalah pekerjaan rumah bagi Gusnul Yakin beserta para pemain untuk mengembalikan karakter permainan Arema yang keras dan cepat di saat memasuki putaran kedua ISL.

ada baiknya Gusnul Yakin diberi kesempatan melatih hingga beberapa tahun ke depan, karena membentuk sebuah karakter suatu tim membutuhkan jangka waktu yang tidak sebentar. contoh paling dekat adalah Persibo sendiri, tim yang mengalahkan Arema dan menjadi asuhan Gusnul sebelum menukangi Arema. kolektivitasnya menjadi ciri khas tim yang dihuni para pemain asli Bojonegoro ini. bukan tidak mungkin beberapa tahun ke depan nama nama mereka bakal menghiasi daftar nama pemain tim nasional negara ini, seperti Syamsul Arif, Iswandi Dai dan Nur Hidayat.



No comments: