12.20.2008

Arema = Chelsea ?

apa jadinya bila Arema dimiliki oleh seorang miliarder (ato bahkan triliunder :)) seperti Roman Abramovich?

dengan pengalaman memanage bisnisnya di bidang pengeboran minyak di Rusia, dia berani menerjuni bidang lain yang sangat bertolak belakang dengan kesehariannya. yap!! di lapangan hijau lah petualangan barunya dimulai. setelah mengakuisisi kepemilikan klub Chelsea, langkah berikutnya adalah mendatangkan para pemain spesial dan tidak lupa sang nakhoda yang akan membawa kemana tujuan kapal biru, Chelsea. semua langkah itu membawa konsekuensi pada tersedotnya biaya besar pada perekrutan dan pembayaran gaji, tetapi Roman memiliki cadangan dana yang tidak sedikit pula. dengan beragam konsep manajemennya, Chelsea diubahnya menjadi tim yang menjadi kandidat utama peraih titel English Premier League, bahkan trofi Liga Champions.

mendatangkan para pemain berkualitas dan seorang pelatih kelas wahid tentu akan berdampak positif, salah satunya pada penjualan merchandise. supporter akan berusaha menjadi orang pertama yang mengenakan jersey resmi klub dan itu merupakan kehormatan ato kebanggaan bagi mereka. dengan meningkatnya penjualan merchandise klub maka akan membawa perolehan positif di tingkat finansial klub itu sendiri. tentunya hal tersebut hanya bisa terjadi bila diiringi dengan prestasi klub di level domestik maupun internasional. fenomena baru yang terjadi akhir-akhir ini adalah dibukanya cabang-cabang pusat merchandise di berbagai negara. Manchester United lah yang gencar membuka cabang baru pusat merchandisenya di berbagai kota belahan negara lain guna pelebaran sayap bisnis dan mendekatkan image klub dengan pendukungnya.

ada fenomena menarik ketika gelaran Djarum Indonesia Super League memasuki break pertengahan musim. ternyata banyak pemain tidak dibayar gajinya padahal mereka tergabung di tim-tim yang menurut ukuran finansial mampu mengarungi kompetisi teratas di Indonesia ini. gaji terlambat terbayar selama 2-3 bulan adalah hal yang biasa sehingga para pemain yang rata-rata juga memiliki gaya hidup menengah keatas sempat berteriak karena mereka dihadapkan pada kenyataan untuk melunasi cicilan rumah, mobil ato bahkan kebutuhan keluarganya. pihak klub sendiri kesulitan memenuhi kewajibannya mengingat mereka yang mayoritas menggantungkan dana APBD kini tidak lagi bisa leluasa menggunakannya karena adanya Peraturan Menteri Dalam Negeri. maka rasionalisasi gaji adalah satu cara yang dipakai pihak klub demi menyelamatkan kelangsungan hidup tim. wajar saja kalo banyak pemain yang menolak gajinya dipotong karna hal itu akan berdampak pada kesehariannya. maka eksodus ato perpindahan besar-besaran kemudian menjadi jawaban dari para pemain yang tidak rela menerima gaji yang telah dipotong. hal ini terjadi pada Persik Kediri dan Persebaya Surabaya.

ketika kompetisi memasuki masa istirahat ternyata tidak berarti istirahat bagi pihak manajemen tim. para pelatih maupun pihak manajemen sendiri aktif bergerilya untuk mencari pemain yang bisa lebih memaksimalkan kemampuan tim. di saat seperti inilah intuisi seorang pelatih dijalankan selain pengamatan kemampuan teknis dari seorang pemain. di Arema sendiri begitu banyak pemain yang mengikuti seleksi baik pemain lokal maupun pemain asing. dan dari pemain kaliber nasional ada yang secara terang-terangan ingin bergabung di tim Singo Edan, salah satunya adalah kiper Pelita Jaya Purwakarta, Dian Agus Prasetyo. Dian mengutarakan niatnya untuk bergabung Arema kepada pelatih kiper Arema, Benny van Breukelen, karena dirinya telat menerima gaji selama 3 bulan (sumber : ongisnade.net). padahal Pelita Jawa Purwakarta sendiri merupakan salah satu klub yang dianggap meyakinkan dari sisi keuangan bersama Arema dan PKT Bontang. sekarang tergantung pihak manajemen sendiri, apakah mereka akan berusaha mengumpulkan pemain terbaik di Indonesia seperti yang dilakukan Roman Abramovich di Inggris ato membeli pemain sesuai rekomendasi pelatih dan tentunya disesuaikan budget klub? menarik kita tunggu kiprah Arema di putaran kedua.



No comments: