2.13.2009

tantangan dan tekanan

setiap level pekerjaan di manapun pastinya akan mempunyai tanggung jawab dan tekanan. termasuk yang dijalani oleh Luiz Felipe Scolari, pelatih asal Brazil yang baru saja dipecat oleh manajemen Chelsea. dibekali dana yang melimpah dan segenap pemain kelas atas ternyata tidak langsung menghadirkan kestabilan kolektivitas, kemenangan beruntun dan raihan puncak tertinggi klasemen English Premier League (EPL) bagi Chelsea. bagi individu yang pernah berkecimpung dan mengenal kehidupan sepakbola, hasil yang dicapai oleh Big Phil bukanlah sesuatu yang mengejutkan karena di berbagai belahan dunia manapun seorang pelatih pasti membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan pemain dan membentuk karakter permainan dari klub itu sendiri.

rentetan hasil yang tidak memuaskan serta tercecernya Chelsea di belakang Manchester United dan Liverpool membuat manajemen Chelsea mengambil keputusan memecat Big Phil di pertengahan musim ini. sebagai seorang profesional, Big Phil yang pernah mengantarkan Brazil meraih gelar Piala Dunia 2002 di Korea Jepang ini bisa menerima vonis pemecatan tersebut. dengan terputusnya kontrak 3 tahun yang baru dijalaninya belum genap setahun maka Big Phil menerima kompensasi sekitar 70 milyar rupiah.

selain itu, keputusan manajemen tersebut menuai beragam reaksi termasuk dari jajaran pelatih EPL. mayoritas dari para pelatih menyayangkan keputusan dari pihak manajemen yang mengesankan tidak memberi kesempatan bagi Big Phil untuk mewujudkan target manajemen membentuk sebuah tim yang sukses di Liga Inggris dan Liga Champions.

seorang Glenn Hoddle yang notabene mantan pelatih Chelsea dan tim nasional Inggris, melontarkan kritikan pedas kepada manajemen Chelsea. seperti yang diberitakan Goal, Glenn menyindir keputusan pemecatan Big Phil itu layaknya keputusan manajemen klub kelas bawah yang tidak tau proses membangun sebuah karakter sebuah tim. Glenn sendiri menyadari Chelsea memiliki target tinggi dan siapapun pelatih yang menangani Chelsea pasti mengetahui target dan tekanan yang dibebankan kepadanya. dia juga mengingatkan kita akan langkah manajemen Manchester United dan Arsenal yang memberi waktu kepada pelatihnya selama bertahun-tahun untuk membangun sebuah tim yang solid. tentunya pelatih mendapat wewenang penuh dalam pemilihan pemain yang diharapkan dapat mendukung skema permainan yang telah dirancang oleh pelatih beserta segenap stafnya.

hal ini meberikan pelajaran bahwa membangun sebuah tim yang berkarakter membutuhkan waktu. bukan 3 bulan, setengah musim ato bahkan hanya satu musim kompetisi. sebuah tim yang berkarakter tidak akan limbung saat 3 ato 4 pemain intinya hengkang ke klub lain karena karakter tim tidak serta merta ditentukan oleh nama seorang pemain tetapi fungsi dari pemain tersebut dalam permainan tim. semestinya klub sebesar Chelsea menyadari hal itu.



No comments: