beberapa hari ke depan tepatnya tanggal 24 Januari merupakan hari yang ditunggu-tunggu pecinta sepakbola nasional karena bertepatan dengan tanggal tersebut lanjutan Djarum Super Indonesia Super League (ISL) memasuki putaran kedua. berbagai persiapan dan perombakan pemain di tim-tim peserta ISL menarik untuk diikuti. pelatih mengevaluasi kinerja seluruh pemain, mencoret pemain yang kontribusinya dirasa kurang dan menyodorkan nama-nama yang bisa memanaskan persaingan perebutan posisi inti pada starting eleven, yang selanjutnya akan ditindak lanjuti oleh manajemen tim. tentunya setelah melewati berbagai pertimbangan, usulan penambahan pemain dari pelatih tersebut bisa diwujudkan dengan transfer maupun ditolak. mengingat ISL sendiri memasuki masa istirahat maka tidak mudah bagi tim untuk mengincar maupun mengontrak pemain yang diinginkan. tim tempat bernaung pemain yang tidak melepas begitu saja sang pemain maupun pemain yang memasang harga tinggi adalah contoh dari sulitnya mendapatkan pemain pada masa break kompetisi ini.
totalitas pelatih dalam mengevaluasi pemain, menambal kelemahan tim dengan mendatangkan pemain baru dan dilanjutkan manajemen dengan proses transfer pemain itu sendiri bermuara pada peningkatan kualitas tim dan prestasi. apabila segala hal tersebut telah dilakukan tetapi tidak berbanding lurus dengan penampilan di lapangan dan prestasi maka diperlukan evaluasi susulan pada tim dan kedewasaan dalam menyikapi hasil.
beberapa hari yang lalu genap setahun Aremania menjalani masa hukuman larangan mengenakan atribut dari PSSI. setahun merupakan waktu yang cukup untuk introspeksi bagi setiap Aremania dalam memberikan dukungan kepada tim dan menerima apapun hasil di lapangan. partai kandang melawan Persik Kediri yang direncanakan berlangsung tanggal 2 Februari di Stadion Kanjuruhan ini merupakan test case bagi Aremania dalam memberikan support positif kepada tim dan mengapresiasi segenap pihak yang terlibat dalam pertandingan tersebut.
ISL sendiri memang merupakan kompetisi paling elit di Indonesia. tetapi bukannya tanpa cela karena kualitas pertandingan itu sendiri sering diracuni oleh ketidak sportifan pemain, panitia pertandingan yang bertindak tidak sesuai dengan standar pertandingan maupun perangkat pertandingan, dalam hal ini wasit, yang kerap mengeluarkan keputusan yang kontroversial. faktor terakhir inilah yang memicu akumulasi ketidak puasan Aremania pada perangkat pertandingan pada laga kandang terakhir menghadapi PKT Bontang di putaran pertama lalu. ratusan botol air mineral masuk ke lapangan yang seharusnya steril dari benda apapun. luapan amarah yang muncul secara alami bersumber dari kinerja wasit beserta hakim garis jauh dari kesan yang layak untuk memimpin pertandingan sekelas ISL.
seperti yang telah diberitakan, Arema menuai denda akibat perilaku Aremania berikut dilarangnya Emile Mbamba tampil di sepakbola nasional selama 5 tahun. anehnya Bernard Limbong mewakili Komisi Disiplin justru mengapresiasi positif sang wasit. hal inilah yang semakin memicu sikap antipati Aremania dan ikatan supporter lainnya pada badan tertinggi sepakbola nasional ini.
ada sebuah harapan timbal balik sederhana dari kita. kita yang mengatas namakan penikmat dan pecinta sepakbola nasional. bagi BLI sendiri adalah menerapkan jadwal pertandingan yang tidak mudah berubah-ubah sehingga tidak mengganggu program persiapan tim peserta dan menyiapkan perangkat pertandingan yang benar-benar berkompeten memimpin sebuah pertandingan. sementara bagi supporter adalah memulai sikap dewasa dalam menerima apapun hasil di lapangan, baik pertandingan kandang maupun tandang. jika masing-masing pihak menyadari perannya bukan tidak mungkin ISL akan menjadi liga yang benar-benar super.
No comments:
Post a Comment